Mengapa application observability menjadi kebutuhan strategis bagi perusahaan
Tuntutan ekonomi digital saat ini mendorong perusahaan untuk memastikan bahwa aplikasi mereka tidak hanya berfungsi, tetapi juga secara konsisten menghadirkan high availability, skalabilitas tanpa hambatan, dan performa maksimal. Baik itu platform keuangan canggih yang memproses jutaan transaksi penting tiap detik atau situs e-commerce global yang melayani basis pelanggan yang luas dan beragam, aplikasi enterprise modern harus bisa lebih baik dari masa lalu. Kini, aplikasi hadir sebagai ekosistem yang saling terhubung, sering kali tersebar di antara berbagai microservice, platform cloud yang dinamis, dan infrastruktur hybrid yang heterogen.
Kompleksitas ini menghadirkan kebutuhan mutlak yang tidak bisa ditawar: visibilitas mendalam dan terperinci terhadap perilaku aplikasi. Dan, di sinilah application observability berperan penting.
Application observability atau observabilitas aplikasi melampaui batasan pendekatan monitoring tradisional. Observabilitas ini memungkinkan pemahaman mendalam dan diagnosis efektif terhadap kondisi internal aplikasi berdasarkan data telemetry yang beragam, terdiri atas log terperinci, metrik granular, dan jejak transaksi menyeluruh. Semua data ini bisa diperoleh tanpa perlu memodifikasi kode secara intrusif atau mencoba mereproduksi masalah produksi yang sulit ditiru di test environment (lingkungan pengujian).
Intinya, observabilitas tidak hanya sekadar menerima peringatan saat terjadi masalah. Observabilitas bisa menjawab pertanyaan penting seperti mengapa anomali terjadi dan melakukannya dengan kecepatan yang dibutuhkan oleh operasi real-time.
Mengapa observabilitas penting untuk perusahaan masa kini?
1. Respons dan resolusi insiden yang lebih cepat
Dalam dunia aplikasi mission-critical, setiap detik downtime atau penurunan performa bisa menyebabkan kerugian finansial yang besar dan kerusakan reputasi. Observabilitas memungkinkan tim untuk:
Menelusuri jalur kegagalan antar microservice yang saling bergantung.
Mengaitkan sinyal telemetry seperti log, metrik, dan trace dengan trace_id bersama.
Menelusuri kegagalan yang dilaporkan pengguna, hingga ke baris kode bermasalah atau dependensi eksternal yang tidak berfungsi sebagaimana semestinya dan memicu masalah tersebut.
Hal ini bisa mengurangi waktu resolusi atau mean time to resolution (MTTR), sehingga meminimalkan downtime aplikasi, memitigasi dampak negatif ke pelanggan, dan memastikan keberlangsungan bisnis.
2. Performa lebih baik dan pengalaman pengguna yang optimal
User experience adalah kunci bertahan dalam marketplace digital yang semakin kompetitif. Performa aplikasi yang buruk bisa menyebabkan kehilangan revenue, kepercayaan pelanggan, dan peningkatan churn rate. Namun, observability bisa membantu tim untuk:
Mengukur latensi untuk setiap endpoint API dan transaksi pengguna penting.
Mengidentifikasi bottleneck performa tersembunyi, seperti query database yang lambat atau API yang overload.
Membandingkan metrik performa real-time dan tren historis untuk mengidentifikasi regresi dan area yang bisa dioptimalkan.
Dengan memahami apa yang pelanggan alami, tim DevOps bisa mengoptimalkan responsivitas aplikasi, meminimalkan error, dan memenuhi SLA.
3. Deploy aman dalam siklus rilis yang cepat
Pipeline CI/CD dan feature flag memungkinkan perusahaan mendeploy perubahan dan memperkenalkan fitur baru dengan cepat. Namun, Anda juga perlu pengawasan yang ketat dalam rilis ini. Observabilitas menyediakannya dengan memungkinkan tim untuk:
Memantau perilaku dan performa fitur baru secara real-time setelah rilis.
Melacak KPI bisnis penting seperti login pengguna, conversion rate, dan volume transaksi.
Melakukan canary release dengan percaya diri, yaitu dengan secara bertahap memperkenalkan kode baru kepada sebagian kecil pengguna sambil memantau dampaknya secara cermat.
Observabilitas memberikan feedback loop instan yang memungkinkan tim untuk mendeteksi efek berbahaya pada awal proses deployment. Sehingga, rollback yang cepat atau auto-tuning yang tepat bisa dilakukan sesuai kebutuhan.
4. Hemat biaya operasional dan support
Jika tidak ada observabilitas yang komprehensif, mendiagnosis dan mengatasi masalah aplikasi memakan lebih banyak waktu dan resource, seperti:
Mengandalkan tool dasar seperti Grep untuk mencari log.
Melacak alur eksekusi kode secara manual pada berbagai layanan dan sistem.
Terlalu sering mengeskalasi masalah ke engineer senior, sehingga menganggu jam istirahat dan menyebabkan tekanan kerja yang besar.
Dengan strategi observabilitas yang baik, manfaat ini bisa didapatkan:
Engineer yang bertugas menerima alert yang cerdas dan terarah, sehingga noise sudah terfilter dan engineer bisa fokus pada masalah penting.
Tim support bisa melakukan diagnostik mandiri melalui dashboard yang intuitif dan informatif, sehingga mengurangi tingkat eskalasi.
Tim development bisa lebih fokus pada inovasi dan pengembangan fitur, karena tidak perlu lagi menghabiskan banyak waktu mengatasi masalah yang muncul terus-menerus.
5. Audit, keamanan, dan kepatuhan yang kuat dan komprehensif
Perusahaan yang beroperasi di industri dengan mandat kepatuhan yang ketat (seperti HIPAA, GDPR, SOC 2) membutuhkan observabilitas untuk:
Menyediakan jejak audit yang detail terkait aktivitas pengguna dan sistem.
Mendeteksi perilaku anomali dan indikasi pelanggaran keamanan secara real time.
Memfasilitasi implementasi dan penerapan kebijakan retensi data untuk data telemetry.
Dengan menangkap peristiwa granular yang diberi stempel waktu di seluruh life cycle aplikasi, observabilitas memberikan jaminan operasional sekaligus data yang diperlukan untuk kesiapan audit yang menyeluruh.
6. Visibilitas bisnis dan insight yang dapat ditindaklanjuti
Observabilitas tidak hanya bermanfaat untuk operations dan engineering, melainkan juga untuk bisnis:
Memahami jumlah pengguna yang berhasil onboarding setiap hari.
Mengindentifikasi API endpoint mana yang paling sering digunakan mitra bisnis penting.
Menemukan tahap di mana pengguna mengalami masalah dalam funnel penjualan, misalnya tidak melanjutkan proses pembelian.
Dengan menyematkan event bisnis yang penting dalam strategi observabilitas, perusahaan bisa mengambil keputusan berbasis data untuk pengembangan produk, strategi pemasaran, dan perkembangan bisnis secara keseluruhan.
Application observability: Pilar fondasi bagi praktik engineering modern
Observabilitas bukan tool atau praktik tunggal saja, tetapi sudah menjadi pilar fundamental yang mendasari berbagai metodologi engineering modern:
DevOps: Dengan menyediakan visibilitas dan insight bersama di seluruh life cycle aplikasi, observabilitas dapat menutup loop antara tim development dan operations.
Sitereliabilityengineering(SRE): Observabilitas penting untuk mengukur dan mencapai target reliability melalui definisi dan monitoring SLO serta manajemen error budget.
Cloud-nativedevelopment: Di dalam dunia aplikasi cloud-native dan containerized workload, observabilitas menyediakan insight yang dibutuhkan untuk mengelola dan memecahkan masalah pada sistem yang kompleks dan terdistribusi.
Platformengineering: Platform observabilitas memungkinkan tim platform engineering untuk menyediakan akses mandiri terhadap insight dan tool yang diperlukan tim development, sehingga mendorong kemandirian dan efisiensi.
Merancang strategi observabilitas untuk enterprise
Untuk sukses menerapkan observabilitas dalam skala besar di berbagai lingkungan enterprise yang kompleks, lakukan inisiatif strategis berikut:
Standarisasi telemetry: Gunakan vendor-neutral platform seperti OpenTelemetry untuk memastikan format data yang konsisten dan interoperability.
Sentralisasi pengumpulan data: Bangun infrastruktur yang tangguh dan dapat diskalakan untuk memusatkan pengumpulan log, metrik, dan trace dari semua komponen aplikasi.
Korelasi data: Implementasi mekanisme untuk mengorelasikan data telemetri di seluruh domain menggunakan identifier khusus seperti trace_id dan user_id.
Investasi tool: Pilih tool observability yang sesuai, seperti Grafana, Prometheus, ManageEngine Applications Manager, Datadog, New Relic, dan Honeycomb, sesuai kebutuhan.
Pelatihan tim: Bekali tim deveopment, operations, dan support dengan skill menggunakan data observabilitas dalam workflow kerja harian mereka secara efektif.
Kesimpulan: Menjadikan application observability sebagai kapabilitas inti enterprise
Seiring semakin kompleks dan tersebarnya arsitektur aplikasi, monitoring tradisional tidak lagi cukup untuk memastikan operasional yang optimal. Observabilitas aplikasi kini bukan lagi investasi opsional, melainkan kebutuhan mendesak bagi perusahaan yang ingin membangun sistem yang andal, berkinerja tinggi, dan mudah diskalakan.
Dengan menerapkan observabilitas, tim bisa berinovasi lebih cepat tanpa takut merusak sistem produksi, memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan, dan mendapatkan competitive advantage di dunia digital. Bagi perusahaan yang belum berinvestasi pada observabilitas komprehensif, risiko tertinggal dari pesaing sudah menanti. Bukan lagi kemungkinan, melainkan kepastian.
Application observability dengan Applications Manager
ManageEngine Applications Manager menyediakan platform observabilitas yang tangguh, terintegrasi, dan hemat biaya. Fitur-fiturnya memberdayakan tim IT dan DevOps dalam memantau, memecahkan masalah, dan mengoptimalkan performa aplikasi penting di lingkungan yang kompleks dan dinamis.
Inilah penjelasan detail tentang fitur observabilitas pada Applications Manager:
Full-stack visibility: Applications Manager menyediakan monitoring di seluruh infrastruktur IT Anda, mulai dari hardware dan jaringan hingga lingkungan virtual, resource cloud, dan kode aplikasi itu sendiri. Tampilan holistik ini memungkinkan Anda memahami hubungan dalam sistem dan bagaimana masalah pada satu lapisan sistem bisa memengaruhi lapisan lainnya.
Application performance monitoring (APM): Applications Manager menawarkan kapabiltias APM yang mendalam untuk berbagai teknologi aplikasi (Java, .NET, Python, Node.js, PHP, Ruby, dll.). Hal ini termasuk:
Code-level visibility: Identifikasi metode dan fungsi yang berkinerja lambat dalam kode aplikasi Anda.
Distributed transaction tracing: Telusuri jalur permintaan pengguna yang melewati berbagai layanan dan lapisan dalam arsitektur terdistribusi, serta identifikasi bottleneck latensi.
Application service maps: Secara otomatis, temukan dan visualisasikan dependensi di antara komponen aplikasi dan layanan untuk memberikan konteks yang tepat saat troubleshooting.
Real user monitoring (RUM): Pahami pengalaman end-user dalam mengakses aplikasi web Anda dengan melacak metrik performa front-end seperti page load time (waktu loading halaman), network latency (latensi jaringan), dan browser rendering di berbagai lokasi, browser, dan perangkat.
Synthetic transaction monitoring: Simulasikan interaksi pengguna dengan workflow aplikasi penting untuk mengidentifikasi masalah performa dan availability sebelum berdampak ke pengguna yang sebenarnya.
Pengumpulan metrik: Kumpulkan metrik aplikasi, seperti response time (waktu respons), request rate (tingkat request), error rate (tingkat error), resource utilization/pemanfaatan resource (CPU, memory, heap), dan KPI bisnis lainnya yang bisa dikustomisasi.
Container monitoring: Dapatkan visibilitas mendalam terhadap performa dan pemanfaatan resource di lingkungan Docker, Kubernetes, OpenShift, termasuk monitoring container, pod, node, dan service.
Bagaimana Applications Manager mendukung application observability:
Root cause analysis: Dengan data telemetri dan korelasi di berbagai lapisan, Applications Manager membantu Anda menemukan akar masalah.
Deteksi masalah proaktif: Konfigurasi alert berdasarkan ambang batas statis dan dinamis. Manfaatkan deteksi anomali untuk mengidentifikasi perilaku tidak biasa yang mengindikasikan adanya masalah.
Troubleshooting lebih cepat: Data komprehensif dan dashboard yang intuitif memungkinkan diagnosis dan resolusi masalah performa lebih cepat, sehingga mengurangi MTTR.
Optimasi performa: Identifikasi bottleneck dan area yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan tingkat respons dan efisiensi aplikasi.
User experience yang unggul: Pantau performa front-end dan atasi masalah yang berdampak pada kepuasan pengguna.
Baru mengenal Applications Manager? Download uji coba gratis selama 30 hari dan mulai perjalanan observabilitas Anda.