Cyber attack: Pengertian, jenis dan contoh kasus di Indonesia

Kini dengan meningkatnya digitalisasi, risiko cyber attack juga bertambah. Di Indonesia, dampaknya semakin meluas, mulai dari kebocoran data pribadi jutaan warga, serangan ransomware terhadap layanan keuangan, hingga lumpuhnya sistem layanan publik akibat gangguan di pusat data nasional.
Pelaku cyber attack kini semakin canggih dan memanfaatkan berbagai metode seperti phishing, ransomware, dan DDoS untuk mengeksploitasi celah keamanan dan mencuri informasi sensitif. Apa saja jenis cyber attack, cara mengatasi dan contoh kasusnya di Indonesia? Simak lebih lengkapnya di artikel ini!
Apa itu cyber attack?
Cyber attack atau serangan siber adalah upaya peretasan yang dilakukan untuk mengakses, mencuri, merusak, atau mengganggu sistem komputer, jaringan, atau data tanpa izin. Serangan ini dapat menargetkan individu, perusahaan, hingga instansi pemerintah dengan berbagai tujuan, seperti pencurian data, sabotase, atau pemerasan.
Cyber attack dilakukan dengan berbagai metode, termasuk phishing, malware, ransomware, DDoS (Distributed Denial of Service), dan eksploitasi celah keamanan. Dampaknya bisa berupa kebocoran data pribadi, kerugian finansial, gangguan layanan, hingga kerugian besar bagi organisasi.
Jenis-jenis cyber attack yang perlu diwaspadai
Setiap serangan siber memiliki karakteristik dan tujuan berbeda, mulai dari mencuri informasi pribadi hingga melumpuhkan infrastruktur penting. Memahami jenis-jenis serangan ini merupakan langkah awal untuk memperkuat pertahanan organisasi. Di bawah ini adalah beberapa tipe serangan siber yang paling umum dan sering terjadi, baik di Indonesia maupun secara global.
Phishing
Phishing adalah jenis serangan yang menargetkan pengguna dengan menyamar sebagai entitas tepercaya, biasanya melalui email, pesan instan, atau situs web palsu. Tujuannya adalah untuk mengelabui korban agar mengungkapkan informasi pribadi seperti nama pengguna, password, data kartu kredit, atau informasi perbankan. Serangan ini sering kali terlihat meyakinkan dan sulit dibedakan dari komunikasi resmi, menjadikannya salah satu teknik rekayasa sosial paling efektif.
Malware
Malware adalah software berbahaya yang dirancang untuk menyusup ke dalam sistem tanpa izin, dengan tujuan merusak, mencuri data, atau mengambil alih kendali perangkat. Jenis-jenis malware memiliki cara kerja yang berbeda, namun semuanya berpotensi menyebabkan kerugian serius bagi individu maupun organisasi.
Virus
Virus menyebar dengan menempel pada file atau program sah, lalu aktif saat file dijalankan. Ia dapat merusak data, mengganggu sistem operasi, dan memperlambat kinerja perangkat.
Trojan
Trojan menyamar sebagai aplikasi legal untuk mengelabui pengguna agar menginstalnya. Setelah aktif, Trojan dapat membuka pintu belakang (backdoor) bagi peretas untuk mengakses sistem tanpa terdeteksi.
Spyware
Spyware bekerja secara diam-diam di latar belakang untuk memantau aktivitas pengguna. Data yang dikumpulkan seperti login, kebiasaan browsing, hingga informasi pribadi dapat disalahgunakan oleh pihak ketiga.
Ransomware
Ransomware mengenkripsi file atau sistem korban dan meminta tebusan agar akses dipulihkan. Serangan ini sangat merugikan dan sering menargetkan institusi penting seperti rumah sakit atau perusahaan.
Ransomware
Ransomware adalah jenis malware khusus yang mengenkripsi file atau sistem korban dan menuntut pembayaran untuk mendapatkan kembali akses. Serangan ini bisa melumpuhkan operasional bisnis dan menyebabkan kerugian besar, baik secara finansial maupun reputasi. Ransomware umumnya menyebar melalui email phishing, attachment berbahaya, atau celah keamanan yang belum dilakukan patching.
Simak bagaimana Ransomware Protection Plus mampu melindungi perusahaan Anda dari berbagai jenis ancaman ransomware!
DDoS (Distributed Denial of Service)
Serangan DDoS membanjiri server, situs web, atau jaringan dengan traffic palsu dari botnet hingga layanan tersebut menjadi lambat atau bahkan tidak dapat diakses sama sekali. Meskipun serangan ini tidak secara langsung mencuri data, DDoS dapat menyebabkan kerugian signifikan dari sisi downtime, kehilangan pelanggan, dan terganggunya operasional layanan.
Social Engineering
Social engineering adalah teknik manipulasi psikologis yang digunakan penyerang untuk mengecoh korban agar memberikan akses atau informasi sensitif secara sukarela. Berbeda dengan serangan teknis yang mengandalkan kerentanan software, serangan ini menargetkan kelemahan manusia.
Beberapa bentuk umum dari social engineering meliputi:
- Pretexting: Penyerang berpura-pura menjadi seseorang dengan otoritas (seperti staf IT atau pihak bank) untuk memperoleh informasi pribadi.
- Baiting: Memberi "umpan" berupa media fisik seperti flashdisk berisi malware yang diletakkan di tempat umum, berharap korban mengambil dan menggunakannya.
- Tailgating: Penyerang mengikuti seseorang ke area terbatas (misalnya kantor) dengan berpura-pura menjadi karyawan atau teknisi.
Phishing: Merupakan bentuk social engineering digital paling umum, yang sudah dibahas sebelumnya.
Bagaimana cara efektif melindungi social engineering? Simak tips ampuh kami sekarang!
SQL Injection
SQL Injection adalah teknik serangan yang mengeksploitasi kerentanan dalam aplikasi web yang menggunakan database SQL. Dengan menyisipkan perintah SQL berbahaya ke dalam kolom input (seperti form login), penyerang dapat mengakses, mencuri, atau memodifikasi data penting yang ada di database. Serangan ini bisa berdampak serius pada sistem yang tidak memiliki validasi input yang baik.
Bagaimana cara mencegah cyber attack secara efektif?
Pencegahan menjadi langkah pertama yang dilakukan agar terhindari dari cyber attack. Anda perlu memiliki strategi pertahanan yang bersifat proaktif, mencakup antisipasi ancaman sebelum terjadi, seperti threat hunting, monitoring yang berkelanjutan, dan meminimalisir surface attack. Berikut beberapa langkah utama yang dapat dilakukan:
- Autentikasi dua faktor (2FA): Tambahkan lapisan keamanan ekstra untuk mencegah akses tidak sah ke akun penting. Anda dapat mempertimbangkan solusi self-service access management yang mendukung fleksibilitas integrasi dan kebijakan autentikasi multi-faktor untuk berbagai aplikasi.
- Update sistem dan patch otomatis: Sistem yang tidak diperbarui rentan terhadap eksploitasi. Anda dapat menggunakan tool manajemen patch yang mendukung automasi dan reporting terpusat untuk mempermudah proses pemeliharaan sistem.
- Perlindungan endpoint & data: Pastikan setiap perangkat terlindungi dari ancaman malware dengan endpoint protection. Enkripsi data sensitif penting untuk menjaga kerahasiaan informasi data di seluruh endpoint yang tersebar di seluruh organisasi Anda.
- Backup data secara berkala: Simpan salinan data di lokasi terpisah sebagai bagian dari strategi pemulihan insiden. Integrasi backup dengan monitoring sistem dapat mempercepat deteksi anomali seperti ransomware.
Monitoring aktivitas & log secara real-time: Gunakan platform yang memungkinkan analisis aktivitas sistem dan jaringan secara menyeluruh untuk mendeteksi ancaman sejak awal. Pastikan Anda menggunakan solusi yang juga mendukung audit dan kepatuhan regulasi.
Coba solusi Log360 kami untuk solusi keamanan menyeluruh!
- Lakukan vulnerability assessment dan pastikan kepatuhan keamanan: Lakukan evaluasi kerentanan sistem secara rutin dan sesuaikan kontrol keamanan, manfaatkan tool seperti vulnerability management untuk mempermudah prosesnya. Pastikan juga Anda telah mengikuti standar terbaik seperti CIS Control untuk memperkuat keamanan organisasi.
Bagaimana cara merespons serangan siber?
Meskipun upaya pencegahan sudah dilakukan, serangan tetap dapat terjadi. Anda perlu memiliki strategi respons yang siap dijalankan untuk meminimalkan dampak dan mempercepat pemulihan. Kesiapan organisasi dalam merespons insiden akan menentukan seberapa cepat layanan bisa dipulihkan dan kepercayaan publik tetap terjaga. Berikut tips utama yang bisa Anda ikuti:
- Buat dan uji rencana incident response: Setiap organisasi perlu memiliki rencana respons insiden yang jelas, mencakup langkah-langkah teknis, komunikasi internal, dan pelaporan ke pihak berwenang. Anda dapat menggunakan platform yang bisa mengatur skenario respons, membuat alert otomatis, dan memudahkan uji coba melalui analisis berbasis data.
- Isolasi sistem terdampak: Langkah awal saat insiden terjadi adalah memutus akses ke sistem yang diserang untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Platform manajemen endpoint yang mendukung kontrol remote akan memudahkan tim IT mengisolasi perangkat dengan cepat tanpa perlu akses ke perangkat langsung.
- Lakukan investigasi dengan dukungan log dan analitik forensik: Setelah insiden, penting untuk melakukan investigasi menyeluruh berbasis data. Solusi keamanan all in one yang menyediakan korelasi log, monitoring behaviour pengguna, dan pelacakan aktivitas, dapat membantu Anda menemukan permasalahan dan mendukung pelaporan insiden.
- Komunikasikan secara transparan: Jika serangan berdampak pada pelanggan atau mitra, penting untuk menyampaikan informasi secara terbuka dan tepat waktu untuk menjaga kepercayaan. Data dari sistem pemantauan log dapat dimanfaatkan untuk menyusun laporan insiden yang faktual dan terstruktur.
Dampak cyber attack dan contoh kasusnya di Indonesia
Serangan siber tidak hanya berdampak pada aspek teknis, tetapi juga membawa konsekuensi serius terhadap keberlangsungan operasional dan reputasi organisasi. Dampaknya bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, dan tidak jarang memerlukan waktu serta biaya besar untuk proses pemulihan. Berikut dampak dan contoh kasus serangan siber di Indonesia.
- Kerugian finansial: Serangan seperti ransomware atau pencurian data dapat menyebabkan kerugian langsung berupa uang tebusan, biaya pemulihan sistem, hingga potensi kehilangan pendapatan akibat gangguan layanan. Dalam beberapa kasus, kerugian ini bahkan mencapai miliaran rupiah. Contohnya, serangan ransomware LockBit yang menimpa Bank Syariah Indonesia (BSI) pada 2023 menyebabkan gangguan layanan selama beberapa hari, dengan tuntutan tebusan dan potensi kebocoran data hingga 1,5 TB.
- Downtime operasional: Ketika sistem terganggu, aktivitas bisnis bisa terhenti sementara. Hal ini berdampak pada produktivitas tim dan pelayanan terhadap pelanggan. Jika tidak segera ditangani, downtime dapat memperpanjang proses layanan dan menyebabkan backlog operasional. Serangan terhadap Pusat Data Nasional (PDN) pada 2024 berdampak langsung pada lebih dari 200 layanan publik, termasuk sistem keimigrasian yang lumpuh selama beberapa hari.
- Kerusakan reputasi: Pelanggaran keamanan dapat mengurangi kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis. Reputasi yang rusak sulit dipulihkan dan bisa memengaruhi daya saing jangka panjang. Reputasi yang buruk juga dapat berdampak pada penurunan loyalitas pelanggan dan peluang kerjasama bisnis di masa depan. Dalam kasus BPJS Kesehatan tahun 2021, dugaan kebocoran data lebih dari 200 juta penduduk menciptakan kekhawatiran publik yang luas dan mencoreng citra institusi tersebut.
- Risiko hukum: Jika serangan menyebabkan pelanggaran regulasi seperti UU Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), organisasi bisa menghadapi sanksi hukum dan denda yang besar. Selain itu, organisasi juga dapat menghadapi gugatan hukum dari pelanggan atau pihak ketiga yang dirugikan. Di banyak negara, termasuk Indonesia, pelanggaran terhadap regulasi ini dapat berujung pada penyelidikan pemerintah dan sanksi administratif yang signifikan.
Siapkah Anda menghadapi cyber attack yang semakin canggih?
Ancaman siber tidak lagi bisa dianggap enteng setiap insiden membawa potensi kerugian finansial, operasional, hingga reputasi. Salah satu langkah kunci adalah dengan mengadopsi solusi SIEM (Security Information and Event Management) yang komprehensif. Dengan fitur seperti log correlation, threat analytics, dan audit forensik, Log360 dapat membantu tim keamanan mendeteksi anomali lebih awal dan merespons secara efisien.
Ingin tahu bagaimana SIEM dapat membantu melindungi organisasi Anda? Jadwalkan demo gratis dan lihat langsung bagaimana Log360 membantu memperkuat pertahanan siber organisasi Anda!
Comments