Top Tips adalah kolom mingguan yang menyoroti tren terbaru di dunia teknologi dan memberikan cara untuk mengeksplorasi tren tersebut. Minggu ini, kami akan membahas langkah-langkah cepat dan mudah untuk menjaga keamanan transaksi digital Anda.
Pernahkah Anda berpikir bahwa transisi ke pembayaran digital berlangsung terlalu cepat? Kini, ramai pengguna beralih menggunakan pembayaran digital dengan tergesa-gesa, tanpa pemahaman yang cukup terkait best practice atau pengetahuan tentang transaksi online yang aman. Ketidakpahaman ini membuat banyak orang melakukan pembayaran digital tanpa memerhatikan keamanan.
Namun, ini saatnya berubah.
Juniper Research memprediksi bahwa pada tahun 2024, akan terdapat 1 miliar pengguna unik pembayaran digital contactless di seluruh dunia. Sebagai tambahan, pada tahun 2025, pengeluaran melalui dompet digital (digital wallet) diperkirakan akan melebihi 10 triliun dolar AS, meningkat 4.5 triliun dolar AS dalam lima tahun terakhir.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan pembayaran digital, pengguna perlu harus waspada terhadap ancaman yang ada dan memahami cara melindungi uang mereka. Berikut adalah beberapa tips penting untuk menjaga keamanan transaksi online Anda:
1. Menggunakan window browser private
Langkah pertama yang sering diabaikan saat melakukan pembayaran online adalah menggunakan mode window private pada browser. Setelah menyelesaikan pembayaran online, jangan lupa untuk selalu log out dari sesi pembayaran. Namun, memang kita sering kali lupa dan membiarkan browser begitu saja tanpa log out.
Itulah mengapa, menggunakan mode window private pada browser akan sangat bermanfaat, sebab Anda akan otomatis keluar dari sesi pembayaran setelah window ditutup.
Selain itu, menggunakan mode window private pada browser juga mencegah penyimpanan cookie dan kredensial login Anda. Cookie dapat melacak aktivitas online Anda, bahkan menyimpan data dan kredensial pribadi, yang dapat digunakan oleh penjahat siber. Kredensial yang tersimpan juga dapat digunakan oleh peretas untuk log in ke situs net banking atau memulai proses pembayaran pada situs e-commerce. Sehingga, daripada harus menghapus cookie dan data kredensial secara manual setelah transaksi, lebih baik menggunakan mode window private yang lebih aman.
2. Menggunakan akun bank sekunder untuk transaksi online
Jangan menghubungkan dompet digital dan aplikasi pembayaran, seperti Apple Wallet, Google Pay, PayPal, OVO, Gopay, dan lainnya, ke akun bank utama Anda. Meskipun langkah ini terkesan berlebihan, sebenarnya justru menjadi cara terbaik untuk meminimalkan risiko jika terjadi pelanggaran keamanan. Apalagi, jika mengingat kebocoran data finansial yang semakin meningkat akhir-akhir ini.
Sehingga, jika Anda menjadi korban kebocoran data atau penipuan, Anda tidak perlu khawatir uang yang ada pada dompet digital dan aplikasi pembayaran Anda terkuras habis.
3. Hindari menyimpan detail informasi kartu untuk penggunaan berikutnya
Kebocoran data semakin meningkat. Para peretas semakin pandai, mereka tak segan melakukan segalanya untuk menembus sistem yang paling aman sekalipun. Oleh karena itu, penting sekali untuk menjauhkan informasi keuangan Anda dari peretas.
Salah satu caranya adalah tidak menyimpan informasi kartu pembayaran pada website atau browser. Memang benar bahwa menyimpan detail kartu di situs atau browser dapat memudahkan transaksi di masa depan, namun hal ini juga meningkatkan risiko data Anda dicuri.
Lebih baik menghabiskan waktu beberapa detik untuk memasukkan nomor kartu kredit Anda setiap kali melakukan transaksi, daripada menghadapi potensi pencurian informasi keuangan Anda.
4. Melakukan transaksi finansial di luar jam sibuk (off-peak)
Ternyata, melakukan transaksi finansial saat jam sepi dapat mengurangi risiko serangan siber. Contohnya, serangan Distributed Denial of Service (DDoS) sering terjadi selama jam sibuk internet, yaitu anttara pukul 08.00-14.00 dan 16.00-18.00 pada hari kerja. Selain itu, hari gajian di awal bulan juga memiliki tingkat traffic transaksi keuangan yang tinggi.
Jika transaksi tidak mendesak, coba lakukan pembayaran online di luar jam sibuk untuk keamanan yang lebih baik.
5. Bertransaksi di aplikasi dan website yang aman
Melakukan transaksi di aplikasi dan website yang aman sangat dianjurkan. Namun, hal ini agak sedikit rumit karena menentukan website yang aman dan tepercaya tidak semudah itu.
Salah satu cara bertransaksi yang aman adalah menggunakan situs dengan HTTPS. Situs ini terenkripsi dan memungkinkan perpindahan informasi yang aman antara browser dan website. Selain itu, HTTPS menunjukkan bahwa website telah diverifikasi oleh Certificate Authority (CA), yang menandakan bahwa situs tersebut sah.
Ketika Anda bertransaksi melalui website merchant dan online banking, situs HTTPS akan mengenkripsi data pribadi dan informasi kartu untuk mencegah peretas mengambil informasi sensitif selama proses pembayaran.
Sementara itu, ketika Anda melakukan pembayaran melalui aplikasi, periksa jumlah unduhan dan review aplikasi. Aplikasi dengan banyak unduhan dan ulasan positif lebih cenderung aman dibanding aplikasi dengan sedikit ulasan.
6. Hindari bertransaksi menggunakan jaringan Wi-Fi publik
Anda mungkin sering mendengar bahwa menggunakan Wi-Fi publik itu tidak aman. Tapi, mengapa demikian?
Wi-Fi publik sering kali tidak terenkripsi, yang berarti data yang Anda kirimkan saat browsing internet tidak aman, baik itu informasi keuangan maupun data pribadi. Selain itu, terdapat risiko tinggi bahwa peretas dapat menyusup ke jaringan Wi-Fi publik dan menyadap data yang dikirimkan.
Oleh karena itu, hindari menggunakan Wi-Fi publik atau hotspot orang yang tidak Anda kenal saat melakukan transaksi finansial.
Kesimpulan
Kini, masyarakat sudah tidak terlalu bergantung pada uang tunai lagi. Penggunaan transaksi online semakin meningkat, tetapi masih banyak orang yang mengabaikan langkah-langkah kecil namun penting untuk meningkatkan keamanan transaksi.
Meskipun Anda belum menjadi korban hari ini, risikonya tetap ada. Oleh karena itu, ketika ada langkah-langkah keamanan yang bisa Anda kendalikan, periksa kembali kebiasaan Anda dan mulailah menerapkan cara sederhana pada artikel ini untuk menjaga keamanan transaksi digital Anda.