synthetic-monitoring-101

Synthetic monitoring atau synthetic testing adalah suatu cara untuk memastikan kinerja dan ketersediaan dari aplikasi, website, dan infrastruktur IT. Aktivitas ini dilakukan dengan menciptakan simulasi interaksi pengguna dan transaksi buatan yang menyerupai perilaku pengguna di dunia nyata. Dengan cara ini, organisasi dapat mencegah masalah waktu respons (response time) dan fungsionalitas aplikasi. Sebab, dengan meniru perilaku pengguna, organisasi dapat mengidentifikasi potensi gangguan, mengukur waktu respons, dan memecahkan masalah kinerja sebelum berdampak pada pengguna asli.

Tak hanya itu, synthetic monitoring juga melakukan simulasi secara proaktif pada berbagai kondisi dan skenario. Hal ini membuat organisasi mampu memahami batasan sejauh apa sistem mampu bekerja, terutama ketika menghadapi lonjakan traffic atau kegagalan server.  Dengan demikian, organisasi dapat meningkatkan pengalaman pengguna, uptime, dan alokasi sumber daya, memastikan pengalaman digital yang lancar dan efisien.

 

Mengapa Anda perlu synthetic testing?

Saat mengembangkan aplikasi atau website, Anda mungkin sering menanyakan hal-hal berikut ini:

  • Apakah aplikasi saya dapat diakses di wilayah yang berbeda?

  • Apakah aplikasi saya mengalami error?

  • Apakah aplikasi mengalami masalah high latency?

  • Mengapa waktu respons aplikasi saya lama?

  • Berapa beban maksimum yang dapat ditangani aplikasi saya?

Bayangkan jika Anda menghabiskan banyak waktu untuk menanyakan hal-hal tersebut. Bertanya-tanya kepada diri sendiri, khawatir apakah aplikasi atau website Anda mengalami masalah seperti error, lag, atau bahkan tidak berjalan sama sekali. Lalu, ketika kekhawatiran tersebut benar-benar terjadi, Anda tidak mengetahui penyebabnya.

Sekarang, singkirkanlah rasa khawatir tersebut sebab synthetic monitoring merupakan jawaban semua pertanyaan Anda.

Synthetic testing adalah tahap pertama yang penting untuk memastikan pengalaman digital yang sempurna. Tahap ini seperti seorang mekanik yang melakukan test-drive mobil sebelum menjualnya. Sama seperti mekanik tersebut, Anda juga perlu memastikan bahwa aplikasi tidak mengalami gangguan dan bekerja sesuai yang Anda harapkan.

Dengan menciptakan transaksi buatan, Anda dapat menilai kinerja dari website/aplikasi, memeriksa ketersediaan (availability) dan daya tanggap (responsiveness) server, serta melakukan simulasi skenario penggunaan ekstrem untuk menghitung seberapa besar tekanan yang bisa ditangani aplikasi/website.

 

Apa manfaat synthetic monitoring?

Synthetic monitoring adalah garda terdepan dalam memastikan layanan digital yang sempurna. Sebagai garda terdepan, synthetic monitoring menawarkan berbagai manfaat, termasuk menjaga keandalan (reliability), kinerja, dan ketersediaan (availability) pada layanan digital organisasi. Namun, manfaat synthetic monitoring sebenarnya tidak hanya terbatas pada memastikan uptime dan kecepatan yang optimal. Berikut adalah manfaat lainnya:

synthetic-testing

1. Meningkatkan pengalaman pengguna

Synthetic testing dapat mengidentifikasi gangguan performa sebelum memengaruhi waktu loading. Identifikasi ini memindai setiap bagian dari aplikasi untuk menemukan kekurangannya, sehingga Anda dapat melakukan perbaikan agar aplikasi lebih baik bagi pengguna akhir.

2. Menemukan masalah secara proaktif

Pemantauan transaksi sintetis membantu Anda mengidentifikasi pola kinerja yang menunjukkan adanya penurunan kualitas atau perilaku tidak biasa. Dengan tool yang tepat, Anda bahkan dapat mengidentifikasi akar penyebab masalah dan mengatasinya dengan segera sebelum berkembang menjadi gangguan layanan yang memalukan.

3. Menurunkan MTTR

Mean Time to Identify (MTTI) adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah pada sistem, sementara Mean Time to Respond (MTTR) adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.

Tool synthetic monitoring bisa mengidentifikasi sumber masalah begitu masalah tersebut muncul, sehingga Anda dapat menurunkan MTTI dan MTTR. Selain itu, dengan tool yang memiliki fitur deteksi anomali, Anda juga dapat mengetahui masalah bahkan sebelum terjadi.

4. Melakukan perencanaan kapasitas dengan efektif

Dengan melakukan simulasi berdasarkan skenario dunia nyata, tim IT bisa mendapatkan insight untuk membuat keputusan terkait perencanaan kapasitas, peningkatan skala infrastruktur, dan alokasi sumber daya.

5. Memenuhi SLA compliance

Synthetic monitoring memungkinkan organisasi memastikan kepatuhan terhadap Service Level Agreements (SLA) dan Service Level Objectives (SLO). Hal ini dapat terjadi karena synthetic monitoring terus memantau metrik penting terhadap benchmark yang sudah ditetapkan, sehingga Anda dapat mencegah pelanggaran yang berpotensi merugikan dan menumbuhkan kepercayaan pelanggan.

6. Melakukan analisis awal pada lingkungan baru

Jika Anda ingin meluncurkan aplikasi di lingkungan baru, misalnya pada wilayah geografis atau daerah berbahasa baru, Anda perlu menguji terlebih dahulu menggunakan transaksi buatan. Uji ini membantu mengukur dan memverifikasi fungsi transaksi pada aplikasi Anda.

 

Tipe synthetic testing

synthetic monitoring types

Synthetic testing memanfaatkan berbagai simulasi otomatis untuk menilai kinerja dan ketangguhan dari aplikasi, situs, dan infrastruktur IT Anda secara proaktif. Pengujian ini memiliki beberapa tipe, yaitu: 

Monitoring ketersediaan

Penilaian ketersediaan (availability) dan daya tanggap (responsiveness) infrastruktur digital dilakukan melalui pendekatan berlapis. Jalur komunikasi dasar diverifikasi melalui ping test untuk melihat keterjangkauan awal. Selanjutnya, permintaan HTTP/HTTPS dikirim ke server web, API, dan endpoint untuk memverifikasi pengiriman konten dan kode status respons (misalnya 200 OK atau 404 Not Found). Lalu di tingkat jaringan, konektivitas TCP/UDP diuji pada port tertentu untuk memastikan ketersediaan layanan dan integritas komunikasi.

Monitoring kinerja

Aspek penting pada kinerja aplikasi web diukur melalui metrik kunci seperti waktu loading, waktu respons, waktu transaksi, latensi, pemanfaatan sumber daya, dan tingkat error. Metrik-metrik ini bermanfaat untuk memahami pengalaman pengguna, mengidentifikasi hambatan kinerja, dan memastikan operasional yang lancar.

Pengujian waktu loading halaman website menciptakan tolok ukur untuk skalabilitas website, sementara pelacakan terdistribusi mengidentifikasi masalah kinerja pada aplikasi yang kompleks.

Monitoring fungsionalitas

Fungsionalitas aplikasi diverifikasi dengan menjalankan transaksi atau workflow tertentu pada aplikasi. Verifikasi ini memastikan journey pengguna berjalan lancar dan memenuhi kebutuhan bisnis yang telah ditentukan, misalnya ketika pengguna melakukan pembelian online atau mengisi formulir.

Selain itu, stress test dan load test juga dilakukan untuk mensimulasikan skenario penggunaan ekstrem. Dengan begitu, Anda dapat menentukan batas kemampuan aplikasi dan memahami bagaimana aplikasi bekerja di bawah tekanan tinggi.

User Experience (UX) testing

Metode pengujian ini mereplikasi berbagai interaksi pengguna, mulai dari ketika mereka mengklik button, mengisi formulir, hingga workflow rumit lainnya. UX testing bekerja dengan menemukan posisi layout yang tidak konsisten, gangguan tampilan UI, dan glitch animasi di berbagai browser dan perangkat. Sehingga, Anda dapat memastikan pengalaman pengguna yang konsisten dan optimal di seluruh platform.

Uji kompatibilitas

Uji kompatibilitas memastikan pengalaman pengguna yang mulus di berbagai browser, versi, dan perangkat. Uji ini dilakukan dengan mengetes interaksi dan skenario pengguna nyata.

 

Tantangan synthetic monitoring

Kompleksitas aplikasi modern menjadi tantangan besar bagi developer dalam memastikan pengalaman pengguna yang lancar dan dapat diandalkan, yang pada akhirnya juga berdampak pada efektivitas monitoring transaksi sintetis. Berikut ini adalah tantangan yang dapat ditemui saat mengimplementasikan sistem synthetic testing:

Peringatan palsu: Pemantauan sintesis dapat memberikan insight yang bermanfaat, namun terkadang juga dapat memberikan peringatan palsu yang mahal dan menjengkelkan. Hal ini biasanya disebabkan oleh lingkungan yang kompleks, fluktuasi jaringan, atau ambang batas yang tidak dikonfigurasi dengan tepat. Jika masalah-masalah tersebut terjadi, masalah nyata bisa tidak terdeteksi atau memberikan alarm yang tidak relevan ketika aplikasi berfungsi normal.

Kompleksitas script: Synthetic testing membutuhkan pembuatan dan penerapan script di kode aplikasi monitoring, yang menghabiskan waktu dan sumber daya. Seiring berkembangnya aplikasi dengan fitur dan integrasi baru, pembuatan script untuk simulasi interaksi pengguna menjadi lebih kompleks dan membutuhkan keahlian khusus.

Keterbatasan realisme simulasi: Ketidakmampuan simulasi transaksi dalam meniru perilaku pengguna nyata bisa mengarah ke pengambilan keputusan yang salah. Faktor-faktor seperti pola pengguna yang unik, kondisi jaringan yang tidak bisa diprediksi, dan lingkungan aplikasi mobile yang kompleks biasanya sulit disimulasikan. Akibatnya, Anda dapat menerima insight kinerja yang bias atau tidak lengkap dan membuat keputusan yang salah.

Cakupan geografis: Bagi perusahaan global, melakukan synthetic monitoring di wilayah geografis yang luas tidak mudah. Sering kali, masalahnya adalah cakupan wilayah yang terbatas. Hal ini menyebabkan masalah kinerja di daerah tertentu tidak terdeteksi, sehingga menghasilkan penilaian yang tidak akurat, keputusan yang kurang tepat, dan pengalaman pengguna yang tidak menyenangkan.

 

Synthetic monitoring vs. real user monitoring (RUM)

Synthetic monitoring vs real user monitoring

Synthetic transaction monitoring maupun real user monitoring (RUM) sama-sama memantau kinerja aplikasi, namun kedua pemantauan ini melakukannya dari sudut pandang yang berbeda. Synthetic transaction monitoring mensimulasikan interaksi pengguna dengan membuat transaksi buatan atau mengukur metrik kinerja tertentu. Di sisi lain, RUM memantau dan menganalisis interaksi pengguna sungguhan secara real time, dengan mengumpulkan data dari browser atau perangkat pengguna ketika mereka mengakses aplikasi atau website.

Synthetic testing menawarkan kontrol yang lebih besar atas parameter pengujian daripada RUM. Hal ini memungkinkan Anda menentukan lokasi pengujian dengan akurat, merancang skenario yang meniru user journey di dunia nyata, dan menyesuaikan script dengan kebutuhan spesifik Anda. Sementara itu, RUM memberikan pemahaman yang menyeluruh terkait pola perilaku pengguna, membantu mengidentifikasi masalah usability, dan mengoptimalkan user journey. Sehingga, pada akhirnya mampu meningkatkan kepuasan, engagement, dan conversion rate pengguna.

Synthetic monitoring adalah metode ideal untuk pengujian kinerja awal dan pemecahan masalah. Namun, untuk memahami pengalaman pengguna sebenarnya ketika menggunakan aplikasi, Anda tetap membutuhkan RUM. Itulah mengapa, penggunaan tool yang menawarkan synthetic monitoring dan RUM sangat dianjurkan. Kombinasi keduanya memberikan insight yang mendalam tentang kinerja layanan digital, memberikan Anda gambaran menyeluruh tentang aplikasi Anda.

 

Use case: Pemanfaatan synthetic testing pada aplikasi gaming

synthetic monitoring use case

Menghadirkan pengalaman bermain game yang menyenangkan dan lancar adalah cara terbaik untuk menarik pemain dan mendorong engagement jangka panjang. Namun, memastikan kinerja yang optimal di berbagai perangkat dan kondisi jaringan merupakan tantangan yang kompleks.

Di sinilah synthetic testing berperan penting bagi developer. Dengan menyediakan pendekatan berbasis data, synthetic testing mampu mengoptimalkan kinerja game dan meningkatkan retensi pemain. Langkah pertama adalah menentukan Key Performance Objective (KPO) yang sesuai dengan game Anda. KPO ini dapat berupa ambang batas stabilitas frame rate, benchmark latensi jaringan, dan waktu loading yang ideal. Dengan menetapkan metrik-metrik ini terlebih dahulu, Anda dapat memastikan upaya pengujian fokus pada area yang berdampak besar bagi pengalaman bermain pemain.

Setelah memilih tool yang sesuai dengan KPO Anda, implementasikan monitoring agent pada berbagai perangkat dan lokasi geografis yang mewakili target basis pemain Anda. Transaksi sintetis kemudian akan mensimulasikan user journey dan mengumpulkan data yang dapat divisualisasikan dalam laporan seperti heat map frame rate, grafik latensi jaringan, dan metrik penggunaan sumber daya. Data tersebut membantu menemukan hambatan kinerja dan mengidentifikasi area yang dapat dioptimalkan. Dengan demikian, Anda dapat membuat keputusan berbasis data untuk meningkatkan kualitas aplikasi game, mengoptimalkan rendering grafis, dan meningkatkan infrastruktur jaringan.

 

 Mengapa Applications Manager adalah pilihan terbaik

ManageEngine Applications Manager adalah pilihan terbaik karena mampu mengatasi dua kebutuhan penting pada satu platform, yaitu synthetic monitoring dan RUM. Duet maut ini memberikan pemantauan yang komprehensif terhadap kinerja aplikasi Anda, baik secara proaktif maupun real-time.

Applications Manager memiliki fitur Real Browser Monitor (RBM) untuk synthetic testing yang menawarkan kemampuan scripting, workflow berbagai tahap, dan load testing. Sementara itu, RUM menawarkan kemampuan lacak transaksi real-time, pemetaan user journey, dan analisis kinerja yang mendetail.

Dengan memilih Applications Manager, Anda mengambil langkah proaktif dalam mengidentifikasi dan mencegah potensi masalah, memastikan ketersediaan layanan 24/7, dan memberikan pengalaman yang cepat untuk pengguna. Hal ini pun dapat meningkatkan pengalaman pengguna, menurunkan downtime, meningkatkan conversion rate, dan pada akhirnya menyukseskan website Anda.

Applications Manager lebih dari sekadar monitoring simulasi transaksi biasa, sebab juga menawarkan rangkaian monitoring pengalaman digital yang komprehensif. Solusi ini memiliki kapabilitas yang beragam, seperti monitoring URL, monitoring reputasi brand, webpage analyzer, monitoring pengalaman pengguna akhir, dan monitoring performa aplikasi. Applications Manager akan memperkuat Anda dalam mengatasi potensi masalah dan menghadirkan interaksi tanpa hambatan untuk pengguna Anda, dari konten website hingga persepsi brand.

Selain itu, kami juga mendukung lebih dari 150 teknologi yang memastikan monitoring secara menyeluruh, terlepas dari kompleksitas infrastruktur Anda. Dengan solusi ini, Anda bisa mengoptimalkan kinerja, meningkatkan uptime, dan menyajikan pengalaman digital yang tak tertandingi kepada pengguna.

Download trial gratis 30 hari sekarang!

Angeline Solomon
Content Writer