Apa itu hybrid cloud? Pengertian, manfaat, dan tren di Indonesia

apa itu hybrid cloud

Dalam beberapa tahun terakhir, adopsi teknologi cloud di Indonesia terus bertumbuh. Perusahaan dari berbagai sektor mulai beralih ke cloud untuk meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, dan skalabilitas operasional mereka. Tak hanya perusahaan besar, bisnis skala menengah hingga startup pun mulai memanfaatkan layanan cloud sebagai fondasi transformasi digital mereka.

Hybrid cloud banyak dipilih karena menggabungkan keamanan private cloud dan fleksibilitas public cloud. Banyak perusahaan yang ingin mempertahankan private cloud mereka sekaligus mendapatkan keunggulan public cloud. Hal ini menyebabkan adopsi public cloud di Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2025, pendapatannya diperkirakan mencapai US$3.02 miliar.

Pada artikel ini, kami akan membahas tentang hybrid cloud, tren terkini, manfaat penerapannya, dan strategi implementasi yang optimal. Selamat membaca!

 

Apa itu hybrid cloud?

Hybrid cloud adalah kombinasi antara public cloud dan private cloud. Public cloud merupakan cloud dari penyedia layanan seperti AWS, Microsoft Azure, atau Google Cloud, sementara private cloud merupakan cloud milik sendiri atau perusahaan.

Banyak perusahaan memilih hybrid cloud karena keuntungannya. Hybrid cloud lebih fleksibel, karena Anda bisa memilih data atau aplikasi akan disimpan di mana. Selain itu, hybrid cloud juga lebih aman karena Anda bisa menyimpan data sensitif di private cloud, namun tetap mendapatkan fleksibilitas dan kecepatan public cloud.

 

Tren penggunaan cloud di Indonesia

Berdasarkan laporan The State of Cloud in Indonesia 2025 dari Forrester, berikut ini adalah beberapa tren penggunaan cloud di Indonesia.

Adopsi hybrid cloud dan multicloud

Berdasarkan survei cloud Forrester tahun 2024, sebanyak 43% perusahaan di Indonesia memilih hybrid cloud untuk menjalankan operasionalnya. Perusahaan-perusahaan ini menggabungkan beberapa model cloud, seperti public, private, dan hosted private cloud. Dari kelompok perusahaan yang menggunakan hybrid cloud ini, sebanyak 38% perusahaan yang menggunakan public cloud mengandalkan lebih dari satu penyedia cloud (multicloud).

Pembangunan infrastruktur hyperscale

Tahun 2018, Indonesia menyambut kehadiran data center hyperscale pertamanya. Kehadiran ini mendorong percepatan inovasi, peningkatan skalabilitas, dan pertumbuhan adopsi cloud di Indonesia, sebagai bagian dari ekonomi G20.

Sejak saat itu, berbagai hyperscale mulai memperkuat posisinya di Indonesia. Baru-baru ini, pada Mei 2025, Microsoft resmi meluncurkan cloud region pertama mereka yang disebut dengan Indonesia Central. Sebelumnya, pada Februari 2025, Tencent Cloud juga membangun data center ketiganya di Indonesia. Langkah ini menambah panjang daftar penyedia layanan cloud yang telah membangun infrastruktur lokal di Indonesia, termasuk Alibaba, Google Cloud, Amazon Web Services (AWS), dan Huawei.

Pembangunan infrastruktur ini bertujuan untuk mematuhi regulasi regional terkait penyimpanan data serta meminimalkan latensi. Selain itu, Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid juga menambahkan bahwa pembangunan data center mencerminkan kesiapan Indonesia dalam mengelola teknologi canggih dan menjadi bagian dari arus investasi global di sektor cloud.

Migrasi workload ke public cloud

Laporan Forrester tahun 2024 menunjukkan bahwa perusahaan Indonesia sedang memigrasikan portofolio aplikasinya ke infrastruktur cloud computing. Sekitar 40% dari total aplikasi sudah dimigrasikan, sisanya direncanakan untuk dipindahkan dalam 2 tahun mendatang.

Meski begitu, proses migrasi ini masih menghadapi sejumlah hambatan. Keterbatasan skill, kompleksitas data, dan beban teknis (technical debt) membuat laju migrasi ke cloud relatif stagnan. Akan tetapi, organisasi besar di Indonesia seperti Indosat Ooredoo Hutchison, Sinar Mas, dan Kemenkumham telah melaporkan keberhasilan migrasi workload mereka ke public cloud.

Ketergantungan pada layanan pihak ketiga

Perusahaan di Indonesia masih bergantung pada layanan pihak ketiga untuk dukungan cloud. Mereka membutuhkan pihak ketiga untuk mengelola layanan operasional cloud, mengembangkan strategi cloud, mengatur integrasi, dan mengoptimalkan cloud. Lalu, saat memilih vendor pihak ketiga, perusahaan di Indonesia biasanya mempertimbangkan variasi layanan yang dimiliki, kapabilitas dalam memberikan konsultasi strategis, dan kemampuan menangani proyek secara menyeluruh, dari strategi hingga implementasi.

 

Keuntungan menerapkan hybrid cloud

Memanfaatkan hybrid cloud membawa berbagai keuntungan bagi perusahaan, berikut beberapa di antaranya.

Efisiensi operasional

Kemudahan operasional menjadi pendorong utama penggunaan public cloud di Indonesia. Laporan Forrester menyebutkan bahwa banyak organisasi di Indonesia memilih public cloud karena developer dapat melakukan testing dan development dengan cepat dan mudah. Tugas-tugas repetitif juga dapat dilakukan lebih cepat karena otomatisasi, membuat intervensi manual dan risiko kesalahan jadi berkurang. Dengan demikian, time-to-market pun lebih cepat.

Fleksibilitas skalabilitas

Perusahaan Anda berkembang seiring waktu. Kebutuhan cloud Anda juga tentu demikian. Dengan hybrid cloud, Anda dapat menyesuaikan kebutuhan cloud dengan mudah, baik lebih besar maupun lebih kecil. Ini karena hybrid cloud sangat fleksibel.

Inovasi dan modernisasi

Platform cloud merupakan teknologi yang mampu menghadirkan modernisasi bagi aplikasi, baik itu melalui Kubernetes, layanan cloud-native, AI/ML, dan pendekatan seperti strangler pattern, replatforming, atau integrasi. Saat ini, bahkan sudah banyak layanan digital yang sepenuhnya menggunakan cloud, seperti bank digital Krom.

Meningkatkan akses layanan

Penerapan hybrid cloud memungkinkan organisasi mengimplementasikan load balancing dan redundancy antara public dan private cloud. Akibatnya, cloud dapat digunakan secara optimal dan ketersediaan layanan dapat terjamin. Hal ini tentu saja bermanfaat bagi perusahaan yang harus memberikan layanan sepanjang waktu, seperti sektor perbankan, e-commerce, atau layanan kesehatan.

 

Bagaimana cara menerapkan hybrid cloud yang optimal?

Supaya hybrid cloud dapat digunakan dengan efektif dan efisien, berikut ini adalah cara penerapan yang tepat.

1. Merancang strategi yang komprehensif

Sebelum menerapkan hybrid cloud, penting untuk merancang strategi yang komprehensif dan selaras dengan tujuan bisnis. Strategi ini sebaiknya mencantumkan hal-hal seperti penempatan workload, manajemen data, dan kebijakan keamanan.

2. Mengelola identitas dan akses

Adanya hybrid cloud membuat batas jaringan perusahaan menjadi kabur. Jika sebelumnya aplikasi dan data perusahaan disimpan di jaringan kantor, kini aplikasi dan data disimpan melalui cloud, sehingga pengelolaannya semakin rumit.

Manajemen identitas dan akses dalam mengakses hybrid cloud pun menjadi hal penting. Anda perlu menerapkan best practice hybrid IAM (Identity and Access Management) untuk menetapkan batas keamanan digital yang jelas dan mempermudah manajemen identitas dari satu tempat. Dengan solusi ManageEngine AD360 dan Identity360, Anda dapat menerapkan prinsip Zero Trust dan least privilege access, mengaktifkan single sign-on (SSO) dan multi-factor authentication (MFA), serta mendeteksi ancaman akses berbahaya lebih awal.

3. Menerapkan UEBA

Hybrid cloud menawarkan fleksibilitas dan skalabilitas, namun sebenarnya membawa risiko keamanan. Sering kali, perusahaan tidak bisa memantau private cloud dan public cloud, membuat kerentanan yang tidak dipantau jadi mudah dieksploitasi. Itulah mengapa, solusi keamanan hybrid cloud yang mampu memantau secara menyeluruh sangat dibutuhkan.

ManageEngine Log360 merupakan solusi keamanan hybrid cloud yang memiliki kapabilitas UEBA (User and Entity Behavior Analytics) yang dapat memantau hybrid cloud secara menyeluruh, mendeteksi ancaman dan anomali mencurigakan, memberikan alert secara real-time, serta membantu tim keamanan mengambil tindakan sebelum risiko berkembang lebih jauh.

4. Memprioritaskan kepatuhan

Keamanan dalam lingkungan hybrid harus dirancang dan diterapkan secara menyeluruh. Terapkanlah kebijakan keamananan yang melindungi data dan sistem perusahaan. Hal ini sangat penting untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Keamanan dan kepatuhan pada regulasi harus menjadi prioritas utama, bukan tambahan.

5. Memberi pelatihan untuk tim IT

Transisi ke hybrid cloud memiliki tantangan tersendiri, salah satunya adalah kurangnya kemampuan dalam mengoperasikannya. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan perlu memberi pelatihan kepada tim IT terkait. Jika tim memiliki pengetahuan dan kemampuan yang tepat, Anda bisa mengelola lingkungan hybrid cloud dengan efektif.

6. Menerapkan monitoring cloud

Penting sekali untuk terus-menerus memonitor aplikasi yang di-host di cloud untuk memastikan performanya tetap optimal. Hal ini bisa dilakukan dengan solusi monitoring cloud. ManageEngine Applications Manager memiliki tool cloud performance monitor untuk membantu Anda mengoptimalkan kinerja public cloud dan memastikan pemanfaatan resource cloud secara efektif.

 

ManageEngine bantu optimalisasi hybrid cloud

ManageEngine hadir sebagai solusi terpadu yang membantu organisasi memantau performa aplikasi dan infrastruktur secara real-time di lingkungan hybrid, mendeteksi potensi ancaman dan anomali dengan analitik berbasis AI, serta mengotomatisasi proses-proses cloud yang penting. Dengan Applications Manager, tim TI bisa memaksimalkan manfaat hybrid cloud tanpa mengorbankan keamanannya.

Jika Anda ingin menerima manfaat hybrid cloud tanpa kompromi, pelajari lebih lanjut solusi kami atau jadwalkan sesi konsultasi gratis dengan tim ManageEngine Indonesia!

.