Top tips adalah kolom mingguan yang menyoroti tren terkini di dunia teknologi dan memberikan cara-cara untuk mengeksplorasi tren tersebut. Minggu ini, kita akan membahas bagaimana organisasi dapat meningkatkan Digital Immune System mereka.
Lanskap ancaman siber terus berkembang dengan pesat. Kini, hanya fokus pada pencegahan insiden saja tidak lagi efektif. Tak peduli seberapa siap Anda, insiden keamanan siber tidak dapat terhindarkan. Itulah mengapa, memiliki sistem yang memungkinkan pemulihan cepat menjadi sangat penting.
Digital immune system (DIS) adalah serangkaian praktik keamanan siber yang komprehensif dan teknologi yang diterapkan oleh organisasi selama proses software engineering. Hal ini dilakukan untuk memastikan cyber resilience dan meningkatkan user experience (UX).
Sama seperti sistem kekebalan tubuh yang dapat mendeteksi dan melawan virus, DIS memungkinkan organisasi untuk mendeteksi dan memitigasi risiko keamanan siber secara cepat, dengan dampak minimal terhadap sistem.
DIS tidak hanya fokus pada manajemen dan recovery insiden, tetapi juga menjaga kinerja tetap optimal untuk meningkatkan UX dan kepuasan pelanggan. Bahkan, Gartner memprediksi bahwa “pada 2025, organisasi yang berinvestasi dalam digital immunity akan meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mengurangi downtime hingga 80%.”
Itulah mengapa, penting sekali untuk meningkatkan DIS. Jangan khawatir, Anda dapat menemukan informasinya di blog ini!
Cara memperkuat Digital Immune System
Semakin kuat DIS Anda, semakin cepat Anda bisa mengatasi insiden keamanan siber. Di bawah ini adalah empat cara yang dapat Anda lakukan untuk memperkuat DIS.
1. Monitoring keamanan dan infrastruktur aplikasi berkelanjutan
Penting sekali untuk mendapatkan visibilitas terhadap seluruh aspek pada kinerja aplikasi atau layanan Anda. Aplikasi atau layanan harus memiliki observabilitas yang baik, agar kinerja dapat dilacak dengan mudah. Dengan demikian, Anda dapat lebih cepat mengetahui masalah kinerja, bug software, dan kerentanan lain yang dapat dimanfaatkan untuk menembus keamanan layanan Anda.
2. Risk assessment dan vulnerability testing berkala
Melakukan risk assessment dan vulnerability testing secara reguler adalah langkah penting dalam mengamankan DIS Anda. Pada tes ini, Anda bertindak seolah-olah pelaku serangan siber yang mencoba menerobos infrastruktur Anda sendiri. Hal ini memungkinkan Anda mendeteksi dan menangani secara proaktif kerentanan yang sebelumnya tidak diketahui sebelum dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, tes ini juga dapat membantu mengidentifikasi aktivitas mencurigakan pada sistem yang mungkin mengindikasikan adanya pelanggaran keamanan yang luput dari mekanisme pertahanan yang sudah ada.
Anda juga bisa mendapatkan insight dari monitoring dan pengujian berkala. Insight ini dapat memberikan data yang bisa ditindaklanjuti untuk meningkatkan keamanan dan kinerja di seluruh produk atau layanan Anda.
3. Compliance dengan standar keamanan terkini
Memastikan kepatuhan terhadap sebanyak mungkin standar keamanan, terlepas dari persyaratan hukum, adalah hal yang bijak. Sebab, patuh terhadap regulasi keamanan siber memberikan dua manfaat utama.
Pertama, memastikan bahwa Anda telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri dari ancaman yang diketahui serta mempersiapkan diri menghadapi potensi pelanggaran keamanan. Kedua, membantu membangun reputasi sebagai organisasi yang serius dalam menjaga keamanan. Hal ini semakin penting seiring dengan meningkatnya perhatian global terhadap isu keamanan siber.
4. Incident recovery plan
Rencana pemulihan insiden atau incident recovery plan (IRA) merupakan kelanjutan dari tahap risk assessment dan testing. Pada tahap ini, insight yang diperoleh diterapkan dalam praktik. Anda bisa menggunakan data yang dikumpulkan dari testing untuk merancang prosedur respons yang sesuai terhadap ancaman yang teridentifikasi. Hal ini dapat mempercepat pemulihan dengan gangguan operasional minimal.
Selain itu, Anda juga dapat mengatur prosedur recovery otomatis, di mana ancaman tertentu dapat dikendalikan secara otomatis menggunakan AI atau tool deteksi ancaman lainnya tanpa memerlukan intervensi manusia.
Memperkuat DIS adalah kunci cyber resilience
Menjaga kesehatan DIS adalah proses yang berkelanjutan, sebab lanskap ancaman siber memang masih terus berkembang. Selalu ada ancaman dan standar keamanan siber baru yang muncul.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa merancang dan meningkatkan Digital Immune System yang tangguh membutuhkan waktu. Namun, usaha yang dikeluarkan akan sepadan dengan manfaat yang diterima. Tak hanya bagi cyber resilience, tetapi juga bagi user experience dan kepuasan pengguna.